The Ultimate Guide To langit33
The Ultimate Guide To langit33
Blog Article
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat (yang Allah amanatkan kepada orang-orang mukallaf agar mereka menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya) kepada langit dan bumi serta gunung, namun mereka semuanya menolak untuk memikulnya, dan mereka takut tidak misa menunaikannya, lalu manusialah yang memikulnya dan menanggungnya sekalipun dia lemah. Sesungguhnya manusia itu sangat zhalim dan bodoh terhadap dirinya sendiri.
Sebagaimana hal itu bisa disaksikan, bahwa gunung itu menjadi pembatas alam antara satu negeri dengan negeri lain. Maka Allah menjadikan padanya celah dan lereng agar manusia dapat menempuhnya dari sini ke sana. Oleh karena itu Allah berfirman: (agar mereka mendapat petunjuk)
Yakni nama-nama benda yang mereka tidak mengetahuinya. Setelah Adam memberitahukannya, Allah Ta'ala menegaskan bahwa Dirinya lebih mengetahui hal yang samar bagi mereka baik di langit maupun di bumi dan Dia mengetahui apa yang mereka nyatakan dan apa yang mereka sembunyikan.
وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ
Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa langit dan bumi merupakan sesuatu yang bersatu, lalu dipisahkan antara keduanya dengan udara.
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 33 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir penting dari ayat ini. Ditemukan beragam penjelasan dari kalangan ahli ilmu terhadap makna surat Al-Anbiya ayat 33, di antaranya sebagaimana berikut:
Penghasilan dari mereka menurun diakibatkan kegiatan yang dilakukan bersama Ziza. Kedua, tragedi demo mahasiswa yang mengkibatkan penculikan beberapa warga, sehingga anak-anak jalanan beserta Ziza pun menghentikan sementara kegiatan itu. Ketiga, position tanah yang digunakan untuk kegiatan belajar tidak jelas, sehingga memunculkan banyak kalangan ingin mengusir kegiatan itu dengan alasan akan dibangun pusat perbelanjaan.
72. Sesungguhnya Kami telah memberikan amanat dan tanggung jawab untuk melakukan ketaatan juga kehendak kepada langit, bumi dan gunung-gunung.. Kami meminta mereka untuk melaksanakan dan menjaga amanah itu, dan mereka khawatir untuk tidak bisa mengemban amanah itu.
Allah lalu mengarahkan perhatian manusia agar memperhatikan kekuasaan-Nya dalam menciptakan waktu malam dan siang. Dan dia-lah, yang telah menciptakan malam untuk istirahat, dan siang untuk mencari penghidupan; dan Allah telah menciptakan matahari yang bersinar di waktu siang dan bulan yang bercahaya di waktu malam. Masing-masing beredar pada garis edarnya dengan setia, patuh dan tunduk kepada hukum alam ciptaan Allah.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala membesarkan masalah amanah yang langit33 dibebankannya kepada orang-orang mukallaf.
Siapakah gerangan perempuan muda itu? Ia hadir seperti partikel yang memiliki daya rekat luar biasa sekaligus membawa panorama yang meneduhkan. Region tanah kosong itu pun menjadi kediamannya untuk menebar pesona, menanam cinta, dan menyerap energi yang bersilangan di sekitarnya.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
AbstrakAl-Qur’an dengan segala kata dan kalimat di dalamnya selalu melahirkan makna ganda. Sesuai dengan sudut pandang, pendekatan yang digunakan mufassir atau pembaca. Salah satu kata yang diulas adalah sulthan, karena kata tersebut mengandung variasi makna tergantung kepada sintaksis kalimat sebelum dan sesudah serta konteks yang menyertainya. Oleh karena itu, penelitian ini mengungkapkan makna kata sulthan dari ayat Q.S. Ar-Rahman (fifty five): 33. Adapun teori pendekatan yang digunakan adalah teori ma’na cum maghza yang dipelopori oleh Sahiron Syamsuddin selaku pemantik hermeneutika di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan metode analisis deskripsi-analisis serta sumber primer berupa penafsiran kata sulthan dari berbagai kitab tafsir dan juga al-Qur’an itu sendiri. Kemudian sumber sekunder berupa kajian-kajian yang terkait dengan tema pembahasan, baik berupa jurnal, buku, dan lain sebagainya. Adapun hasil penelitian ini adalah pertama, ayat ini dijadikan sumber rujukan tentang ilmu astronomi untuk menjelajahi alam semesta, karena di dalamnya mengungkapkan dipersilahkannya menembus langit dan bumi. Kedua, kata sulthan dalam surah Ar-Rahman ayat 33 mendeskripsikan tentang kekuatan dan kekuasaan Allah terhadap pengawasannya kepada manusia dan jin. Ketiga, secara mendalam al-Qur’an melalui surah Ar-Rahman ayat 33 ini sebagai bukti kekuasaan Allah Kata Kunci: Interpretasi; Ma’na-Cum-Maghza; QS. ar-Rahman: 33; Sulthan.
Alur cerita dalam novel ini kurang begitu menyenangkan. Banyak alur cerita yang tidak sistematis dan terputus. Bahkan, yang begitu mencolok adalah alur di akhir cerita yang dimunculkan justru perjuangan Ziza dalam meyakini Jangkaru dan orangtuanya, dan keberhasilan bujukan atas orangtua Jangkaru.